Sabtu, 05 Oktober 2013

Hari #5 #30DaysSaveEarth : Barang Bekas Istimewa



Siang ini sangat istimewa. Terutama bagi siswa-siswa kelas IV SDN Sukamadu. Setiap hari Sabtu, Wali Kelas mereka, Pak Arif selalu memberikan tambahan pelajaran. Ada beragam pengetahuan baru yang dikenalkan kepada siswa-siswinya. Itulah sebabnya, meskipun memperoleh tambahan pelajaran dan pulang lebih siang, mereka tidak mengeluh.

Benar, salah satu siswa Kelas IV juga sangat menyukai satiap hal yang diajarkan Pak Arif. Seperti minggu lalu, Benar dan teman-temannya memperoleh pengetahuan bagaimana proses terjadinya gunung berapi meletus. Pak Arif menjelaskannya sambil menggunakan alat peraga yaitu minuman soda dan permen.

Botol minuman soda yang sebelumnya sudah dimasukkan sebutir permen tersebut kemudian dipendam ke dalam tanah, dan begitu dibuka tutupnya keluarlah semburan air soda tersebut. Menggunakan alat peraga tersebut semakin membuat mereka paham. Permainan dan pelajaran sama-sama diberikan sehingga mereka tidak pernah bosan. Benar dan teman-temannya selalu menunggu kejutan apa lagi yang akan diberikan Pak Arif setiap minggunya.


“Haiii”, sapa Pak Arif

“Haloo”, dengan kompak siswa-siswi membalas sapaan guru kesayangan mereka tersebut.

“Haii, haloo,”

“Haloo, haii”

Pak Arif dan siswa-siswi Kelas IV telah membuat kesepakatan ketika beliau menyapa dengan kata Hai maka mereka harus menjawab dengan Halo begitu sebaliknya ketika disapa Halo maka mereka harus menjawab Hai. Sangat menyenangkan apalagi jika diucapkan cepat-cepat. Kantuk pun jadi hilang.

“Pak, hari ini kita belajar apa?,” tanya Benar tidak sabaran

“Sabar, Ben. Bapak duduk dulu. Capek ni habis jalan dari ruang kantor,” jawab Pak Arif sambil tersenyum

“Aaah, Bapak ini, ruang kantor kan cuma lima meter dari kelas ini Pak. Masak capek?,” sela Rudi, kawan sebangku Benar protes.

“Hahaha, iya iya,” Pak Arif tersenyum senang karena siswa-siswinya selalu semangat belajar dengannya.

Pak Arif pun mengeluarkan sebuah benda dari tas ranselnya. Tidak seperti guru-guru lain, Pak Arif seringkali membawa tas ransel. Dari dalam tas tersebut sering keluar barang-barang yang sering menarik perhatian Benar, Rudi dan teman-temannya. Pernah suatu kali Pak Arif membawa beberapa kamera, untuk memperkenalkan bagaimana cara kerja kamera. Tidak hanya satu kamera saja tetapi beberapa jenis kamera. Dari yang kecil hingga yang besar seperti kamera yang sering dibawa oleh para Wartawan. Hal itu tentu membuat Benar ternganga karena baru pertama kali memegangnya.

“Lho, Pak. Itu botol Aqua kan?, “tanya Redi begitu melihat benda yang dikeluarkan Pak Arif dari Ranselnya.

“Lho, emang iya. Ini bekas Aqua”, jawab Pak Arif sambil nyengir. Pak Arif memang suka melucu.

“Kenapa? Kalian heran, kok bisa jadi pesawat yang bagus?

“Iya Pak.”

“Kok bisa ya,”

Anak-anak pun saling berbisik dan bicara satu sama lain. Pak Arif lalu menenangkan mereka. “Sudah-sudah. Tenang dulu. Hari ini akan Bapak ajarkan bagaimana membuatnya,”kata Pak Arif.

“Yes!!,”

“Horeee!!,”

“Ihiiy!!”

Jawaban Pak Arif justru semakin membuat anak-anak semakin keras berbicara. Pak Arif kemudian hanya tertawa sambil mengeluarkan beberapa botol bekas yang masih utuh, kardus bekas, gunting, lem dan cat. Anak-anak ternyata menyadarinya dan diam siap menunggu perintah guru kesayangan mereka itu.

“Sebelum Bapak ajarkan cara membuatnya. Masih ingat bukan, sebelumnya Bapak pernah jelaskan kalau sampah plastik itu membutuhkan waktu lama untuk mengurainya. Berbeda dengan sampah daun, sisa nasi atau sayur yang cepat membusuk. Kalian masih ingat?,”tanya Pak Arif.

“Masiiiih.” Jawab anak-anak dengan kompaknya. Pak Arif memang pernah menjelaskan tentang jenis-jenis sampah dan berapa lama sampah plastik bisa diurai oleh tanah. Itulah sebabnya Benar dan teman-temannya lebih sering membawa bekal dari rumah mereka agar tidak perlu jajan minuman ringan dan jajan sembarangan. Selain itu juga bisa berhemat uang saku mereka.

“Nah, kali ini akan Bapak ajarkan tentang bagaimana mengelola sampah plastik dengan cara digunakan lagi untuk hal yang hampir sama maupun berbeda. Atau biasa disebut dengan....”

“Yang katanya reyus reyus itu ya Pak?, “sela Rudi tiba-tiba sebelum Pak Rudi menyelesaikan kata-katanya.

“Hahahaha, iya benar. Kamu tahu dari mana Rud,? jawab Pak Arif dengan tersenyum.

“Hehe, pernah dengar sekilas di radio Pak, tapi tidak dengar lengkap jadi tidak paham,” jawab Rudi sambil tersipu malu.

“REUSE merupakan salah satu cara untuk mengelola sampah dengan cara menggunakan sampah atau wadah untuk hal yang sama atau lainnya,” jelas Pak Arif sambil menuliskannya di papan tulis.

“Seperti botol air minum kemasan tadi. Botol tersebut sudah tidak bisa digunakan sebagai tempat minum lagi. Karena tidak baik untuk kesehatan kita. Tetapi kita bisa menggunakannya kembali sebagai alat lainnya atau benda lainnya seperti dipakai untuk membuat pesawat seperti ini. Bagus kan?”jelas Pak Arif sambil menunjukkan pesawat mainan buatannya.

“Sebenarnya masih banyak cara lain untuk mengelola sampah dengan baik. Tapi hari ini satu saja dulu. Kita akan praktik membuat pesawat terlebih dahulu. Kalian mau?” tanya Pak Arif kemudian.

“Iyaaa,” jawab anak-anak serempak.

Pak Arif kemudian menjelaskan cara membuatnya dengan sabar. Beliau menunjukkan bagian mana yang harus dipotong, bagian mana yang harus ditempel dengan kardus bekas yang digunakan sebagai bagian sayap pesawat. Anak-anak mengikutinya dengan antusias. Tidak jarang mereka bertanya ketika belum jelas.

Tidak terasa, satu jam telah berlalu. Pak Arif kemudian memutuskan untuk menyelesaikan pelajaran tambahan hari itu. “Nah, ini sudah semakin siang hari ini kita selesai dulu ya pelajaran tambahannya. Nanti malah dicari sama bapak ibuk di rumah,”jelas Pak Arif.

“Yaah, Paaak. Ini kan belum selesai. Tanggung Pak. Lagian Bapak dan Ibuk di rumah juga sudah hafal kalau hari Sabtu kita selalu ada jam tambahan.” Benar dan Rudi serempak protes.

Pak Arif tersenyum kemudian berkata, “Baiklah, begini saja. Bapak kasih tugas di rumah. Tugasnya membuat benda-benda bermanfaat menggunakan barang bekas. Kalau kalian mau bikin pesawat seperti ini juga boleh. Atau kalau kalian pengin bikin benda lain juga boleh. Silakan buat sesuai keinginan kalian. Asalkan menggunakan barang bekas dan dibuat sendiri. Bagaimana? Sanggup?”, tantang Pak Arif kepada siswa-siswinya.

Benar, Rudi, Redi dan lainnya saling berpandangan kemudian dengan serempak mereka menjawab. “Sanggup Pak. Berarti minggu depan kita membawa hasil karya masing-masing ya Pak?”, tanya anak-anak.

“Iya. Silakan buat hasil karya menggunakan barang-barang bekas. Karena barang bekas pun kalau kita kreatif bisa menjadi barang yang istimewa. Dan Bapak percaya kalian anak-anak yang kreatif.” tegas Pak Arif sambil tersenyum.

“Haiii,”

“Halooo,”

“Halooo,”

“Haiiii,”

“Selamat siang. Sampai ketemu lagi ya,” Pak Arif akhirnya menutup pelajaran tambahan siang itu. Anak-anak pun segera pulang dengan riang karena memperoleh pengetahuan baru.

tulisan ini masih dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang di selenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika

Baca Juga Hari #4 #30DaysSaveEarth : Belajar dari Tukang Becak








2 komentar:

  1. Alurnya mudah dipahami, pembawaanya juga santai :D keren! Semoga menang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe,
      terimakasih, yg penting ikut meramaikan, smg byk yg terisnpirasi dg tulisan2 ttg #30DaysSaveEarth ini :)

      Hapus

Terimakasih sudah bersedia berkunjung, silakan tinggalkan alamat blog/wesite anda, nanti akan dikunjungi balik :)