Senin, 23 Januari 2017

Ketika Buku Lama Menjadi Buku Baru


Belakangan saya  sangat suka berburu buku-buku lama, buku-buku bekas. Murah, tetapi tetap bisa memperoleh isinya. Ada lima buku bekas yang berhasil saya beli. The Firm karya John Grisham, tiga buku Sherlock Holmes karya Sir Conan Arthur Doyle dan Karmila karya Marga T. Kelima buku tersebut ada yang sampul bagian belakangnya hilang, ada pula yang bekas buku rental sehingga sampul plastiknya begitu kusam. Semua buku saya permak dan beri sampul baru. Akhirnya lebih nyaman dipegang dan dibaca. Mengapa saya mau membelinya?

Seperti kata bijak dari Samuel Butler yang mengatakan bahwa, 
“Buku lama adalah buku baru bagi yang belum membaca”.
Cukup sudah, tidak perlu banyak penjelasan. Saya membeli buku bukan karena buku tersebut sampulnya masih baru. Bukan. Saya membelinya  karena memang belum pernah membacanya dan tertarik dengan isinya, buku baru maupun bekas.

Melalui buku tidak hanya ilmu yang bisa diperoleh. Tetapi juga semangat. Semangat dari tokoh cerita yang mungkin dibaca.

Melalui buku juga bisa menjadi tabungan amal. Meminjamkan buku kepada orang lain atau menyumbangkan buku pada orang lain. Mungkin buku tersebut tidak Anda anggap sebagai buku yang menarik tetapi bisa jadi bagi orang lain buku tersebut sangat menarik.

Memiliki buku yang sudah tidak dibaca? Jual saja, pinjamkan saja atau sumbangkan kepada orang lain. Jangan biarkan buku itu berjamur, jangan biarkan buku itu merana karena tidak dibaca.