Siang ini
sangat istimewa. Terutama bagi siswa-siswa kelas IV SDN Sukamadu. Setiap hari
Sabtu, Wali Kelas mereka, Pak Arif selalu memberikan tambahan pelajaran. Ada beragam
pengetahuan baru yang dikenalkan kepada siswa-siswinya. Itulah sebabnya,
meskipun memperoleh tambahan pelajaran dan pulang lebih siang, mereka tidak
mengeluh.
Benar,
salah satu siswa Kelas IV juga sangat menyukai satiap hal yang diajarkan Pak
Arif. Seperti minggu lalu, Benar dan teman-temannya memperoleh pengetahuan
bagaimana proses terjadinya gunung berapi meletus. Pak Arif menjelaskannya
sambil menggunakan alat peraga yaitu minuman soda dan permen.
Botol
minuman soda yang sebelumnya sudah dimasukkan sebutir permen tersebut kemudian
dipendam ke dalam tanah, dan begitu dibuka tutupnya keluarlah semburan air soda
tersebut. Menggunakan alat peraga tersebut semakin membuat mereka paham. Permainan
dan pelajaran sama-sama diberikan sehingga mereka tidak pernah bosan. Benar dan
teman-temannya selalu menunggu kejutan apa lagi yang akan diberikan Pak Arif
setiap minggunya.
“Haiii”,
sapa Pak Arif
“Haloo”,
dengan kompak siswa-siswi membalas sapaan guru kesayangan mereka tersebut.
“Haii,
haloo,”
“Haloo,
haii”
Pak Arif
dan siswa-siswi Kelas IV telah membuat kesepakatan ketika beliau menyapa dengan
kata Hai maka mereka harus menjawab dengan Halo begitu sebaliknya ketika disapa
Halo maka mereka harus menjawab Hai. Sangat menyenangkan apalagi jika diucapkan
cepat-cepat. Kantuk pun jadi hilang.
“Pak, hari
ini kita belajar apa?,” tanya Benar tidak sabaran
“Sabar,
Ben. Bapak duduk dulu. Capek ni habis jalan dari ruang kantor,” jawab Pak Arif
sambil tersenyum
“Aaah,
Bapak ini, ruang kantor kan cuma lima meter dari kelas ini Pak. Masak capek?,”
sela Rudi, kawan sebangku Benar protes.
“Hahaha,
iya iya,” Pak Arif tersenyum senang karena siswa-siswinya selalu semangat
belajar dengannya.
Pak Arif
pun mengeluarkan sebuah benda dari tas ranselnya. Tidak seperti guru-guru lain,
Pak Arif seringkali membawa tas ransel. Dari dalam tas tersebut sering keluar
barang-barang yang sering menarik perhatian Benar, Rudi dan teman-temannya. Pernah
suatu kali Pak Arif membawa beberapa kamera, untuk memperkenalkan bagaimana
cara kerja kamera. Tidak hanya satu kamera saja tetapi beberapa jenis kamera.
Dari yang kecil hingga yang besar seperti kamera yang sering dibawa oleh para
Wartawan. Hal itu tentu membuat Benar ternganga karena baru pertama kali
memegangnya.
“Lho, Pak.
Itu botol Aqua kan?, “tanya Redi
begitu melihat benda yang dikeluarkan Pak Arif dari Ranselnya.
“Lho,
emang iya. Ini bekas Aqua”, jawab Pak
Arif sambil nyengir. Pak Arif memang suka melucu.
“Kenapa? Kalian
heran, kok bisa jadi pesawat yang bagus?
“Iya Pak.”
“Kok bisa
ya,”
Anak-anak
pun saling berbisik dan bicara satu sama lain. Pak Arif lalu menenangkan
mereka. “Sudah-sudah. Tenang dulu. Hari ini akan Bapak ajarkan bagaimana
membuatnya,”kata Pak Arif.
“Yes!!,”
“Horeee!!,”
“Ihiiy!!”
Jawaban
Pak Arif justru semakin membuat anak-anak semakin keras berbicara. Pak Arif
kemudian hanya tertawa sambil mengeluarkan beberapa botol bekas yang masih
utuh, kardus bekas, gunting, lem dan cat. Anak-anak ternyata menyadarinya dan
diam siap menunggu perintah guru kesayangan mereka itu.
“Sebelum
Bapak ajarkan cara membuatnya. Masih ingat bukan, sebelumnya Bapak pernah
jelaskan kalau sampah plastik itu membutuhkan waktu lama untuk mengurainya.
Berbeda dengan sampah daun, sisa nasi atau sayur yang cepat membusuk. Kalian
masih ingat?,”tanya Pak Arif.
“Masiiiih.”
Jawab anak-anak dengan kompaknya. Pak Arif memang pernah menjelaskan tentang
jenis-jenis sampah dan berapa lama sampah plastik bisa diurai oleh tanah.
Itulah sebabnya Benar dan teman-temannya lebih sering membawa bekal dari rumah
mereka agar tidak perlu jajan minuman ringan dan jajan sembarangan. Selain itu
juga bisa berhemat uang saku mereka.
“Nah, kali
ini akan Bapak ajarkan tentang bagaimana mengelola sampah plastik dengan cara
digunakan lagi untuk hal yang hampir sama maupun berbeda. Atau biasa disebut
dengan....”
“Yang
katanya reyus reyus itu ya Pak?, “sela Rudi tiba-tiba sebelum Pak Rudi
menyelesaikan kata-katanya.
“Hahahaha,
iya benar. Kamu tahu dari mana Rud,? jawab Pak Arif dengan tersenyum.
“Hehe,
pernah dengar sekilas di radio Pak, tapi tidak dengar lengkap jadi tidak
paham,” jawab Rudi sambil tersipu malu.
“REUSE
merupakan salah satu cara untuk mengelola sampah dengan cara menggunakan sampah
atau wadah untuk hal yang sama atau lainnya,” jelas Pak Arif sambil
menuliskannya di papan tulis.
“Seperti
botol air minum kemasan tadi. Botol tersebut sudah tidak bisa digunakan sebagai
tempat minum lagi. Karena tidak baik untuk kesehatan kita. Tetapi kita bisa
menggunakannya kembali sebagai alat lainnya atau benda lainnya seperti dipakai
untuk membuat pesawat seperti ini. Bagus kan?”jelas Pak Arif sambil menunjukkan
pesawat mainan buatannya.
“Sebenarnya
masih banyak cara lain untuk mengelola sampah dengan baik. Tapi hari ini satu
saja dulu. Kita akan praktik membuat pesawat terlebih dahulu. Kalian mau?”
tanya Pak Arif kemudian.
“Iyaaa,”
jawab anak-anak serempak.
Pak Arif
kemudian menjelaskan cara membuatnya dengan sabar. Beliau menunjukkan bagian
mana yang harus dipotong, bagian mana yang harus ditempel dengan kardus bekas
yang digunakan sebagai bagian sayap pesawat. Anak-anak mengikutinya dengan
antusias. Tidak jarang mereka bertanya ketika belum jelas.
Tidak
terasa, satu jam telah berlalu. Pak Arif kemudian memutuskan untuk
menyelesaikan pelajaran tambahan hari itu. “Nah,
ini sudah semakin siang hari ini kita selesai dulu ya pelajaran tambahannya.
Nanti malah dicari sama bapak ibuk di rumah,”jelas Pak Arif.
“Yaah,
Paaak. Ini kan belum selesai. Tanggung Pak. Lagian Bapak dan Ibuk di rumah juga
sudah hafal kalau hari Sabtu kita selalu ada jam tambahan.” Benar dan Rudi
serempak protes.
Pak Arif
tersenyum kemudian berkata, “Baiklah, begini saja. Bapak kasih tugas di rumah.
Tugasnya membuat benda-benda bermanfaat menggunakan barang bekas. Kalau kalian
mau bikin pesawat seperti ini juga boleh. Atau kalau kalian pengin bikin benda
lain juga boleh. Silakan buat sesuai keinginan kalian. Asalkan menggunakan
barang bekas dan dibuat sendiri. Bagaimana? Sanggup?”, tantang Pak Arif kepada
siswa-siswinya.
Benar,
Rudi, Redi dan lainnya saling berpandangan kemudian dengan serempak mereka
menjawab. “Sanggup Pak. Berarti minggu depan kita membawa hasil karya
masing-masing ya Pak?”, tanya anak-anak.
“Iya.
Silakan buat hasil karya menggunakan barang-barang bekas. Karena barang bekas
pun kalau kita kreatif bisa menjadi barang yang istimewa. Dan Bapak percaya
kalian anak-anak yang kreatif.” tegas Pak Arif sambil tersenyum.
“Haiii,”
“Halooo,”
“Halooo,”
“Haiiii,”
“Selamat
siang. Sampai ketemu lagi ya,” Pak Arif akhirnya menutup pelajaran tambahan
siang itu. Anak-anak pun segera pulang dengan riang karena memperoleh
pengetahuan baru.
tulisan ini masih dalam rangka event #30DaysSaveEarth yang di
selenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika
Alurnya mudah dipahami, pembawaanya juga santai :D keren! Semoga menang!
BalasHapushehehe,
Hapusterimakasih, yg penting ikut meramaikan, smg byk yg terisnpirasi dg tulisan2 ttg #30DaysSaveEarth ini :)